Selasa, 31 Agustus 2010

No Regrets! (Oasis Tribute)

Oasis bubar tahun lalu, Agustus 2009. Dan ane jadi penggemar berat dadakan bulan Juni yang panas tahun 2010. Sungguh ironi..........!!
Ironi karena ada beberapa penyesalan disini. Ane gak akan mendengar lagu baru mereka, gak akan nonton konser mereka (kecuali kalau mereka mengadakan konser reuni), sedih karena masa-masa mereka lagi jaya dan jadi headline di media sudah l.e.w.a.t. Semuanya sudah LEWAT. Grrr..
Kenapa ane tiba-tiba ane nge-post tentang Oasis? Karena bulan Agustus kemarin adalah bertepatan setahun mereka bubar. Ane nge-post ini awal September, soalnya moodnya baru muncul bulan ini. Dasar, moody.

Kalau dipikir, ane menyukai mereka bukan karena mereka adalah band terbesar di era Britpop Movement (90's), atau karena mereka suka berkoar : "we're the best band in the world!", atau karena mereka menjual album What's the Story Morning Glory lebih laris daripada album Revolver-nya Beatles. No.

Mereka punya semangat tertentu. Semangat, passion, spirit. Dan itu semua adalah definisi musik buat ane.

Setiap orang punya seleranya masing-masing. Kau berjoget mendengar lagu Telephone-nya Beyonce? Ane nggak. Kau ikut bernyanyi mendengar lagu-lagu Owl City? Mungkin aku ya, kebanyakan tidak. Ikut mengetuk-ngetukkan meja mendengar lagu "Lollipop"-nya Mika? Aku tidak. Tidak masalah, sebab membicarakan musik berarti bicara secara subjektif.

Oasis adalah band yang punya tiga hal penting sebagai rock'n'roll band : lagu, sikap, dan ciri khas. Meskipun Sir Paul McCartney pernah bilang : "mereka cuma band yang menyanyikan lagu-lagu anak muda, mereka akan hilang dengan sendirinya", tapi ane gak setuju. Tentu saja semua fans juga begitu. Band yang dimotori Gallagher bersaudara, dengan sifat mereka yang bagai minyak dan air ini, mampu bertahan melawan tes waktu. Sebuah polling yang diadakan di misformusic.com membuktikan bahwa mereka adalah band paling berpengaruh di era 90'an, dan berbagai polling lainnya. Tapi bahkan lagi-lagi bukan itu yang terpenting. Semua orang tahu lebih dari 200 juta orang menonton video klip Lady Gaga, "Bad Romance", tapi apa semua orang menonton karena menyukainya? Silakan baca komentar-komentar di Youtube kalau tidak percaya. Oh, no offense!

Noel pernah bilang dalam sebuah film dokumenter tahun 2000. "You can put your life in this band, which won't throw it all away", dia melanggarnya. Noel sendiri yang menyatakan mundur dari Oasis. Bukan sekali ini dia mengecewakan para fans. Meskipun ane merasa, sepertinya sih dia tidak peduli apa yang akan dikatakan orang tentang bubarnya band. Ya, tak pernah kudengar sekalipun dari mulut Noel maupun Liam kata-kata penyesalan atau maaf (kecuali ketika insiden Noel mendoakan Damon Albarn "Blur" supaya kena AIDS dan mati. Itu saja yang kutahu.) Itulah yang membuatku menyukai mereka. Tak ada penyesalan. Apa yang sudah menjadi statement, tidak boleh ditarik lagi. Tidak boleh merasa malu atau ragu. Itulah Gallagher bersaudara, itulah spirit dari band ini. That's why they got the best fans in the world. Loyal fans.

Mengingat kembali masa kejayaan mereka. Yang kini mungkin cuma tercetak saja di koran-koran usang dan semakin dimakan waktu. Para penggemar yang dahulu sekumpulan remaja-remaja keras kepala penggertak dunia dengan rock and roll, sekarang semakin bertambah umur. Semakin dewasa, bisa dikatakan begitu. Noel dan Liam Gallagher pernah berada di puncak gunung dan melihat banyak hal, tapi yang namanya hidup itu berputar. Dan tak ada Oasis yang sama lagi. Seperti halnya (kemungkinan) tak ada band seperti mereka lagi. Musik dengan passion, attitude, and spirit. Para fans tahu hal itu dengan baik, dan mereka semakin dewasa pula. Semakin menerima kenyataan.

Tapi ane sendiri bersyukur. Ane bersyukur ane mengenal mereka. Menyukai musik mereka. Jadi fans mereka. Yang namanya "fans" itu bukan sekadar orang gila yang suka mengumpulkan kaos, stiker, atau membuat tattoo idola mereka di punggung. Fans adalah orang yang menyukai sesuatu dengan passion dan menjadikan beberapa hal sebagai standar mereka. Bukannya sok-sokan bikin standar hidup atas nama band rock'n'roll, tapi setidaknya mampu menarik pelajaran yang baik.Pernah begitu?

Ngomong-ngomong soal "baik", ane merasa postingan tribut untuk band kesukaan ane ini jauh dari kata "baik". Hahaha. Biarlah tangan ini mengetik apa yang dia suka. Ane tinggal mengikuti.

Thank you for the good times. Sebagai salah satu fans dari jutaan lainnya, ini cuma mewakilkan sedikit atas penghargaan kita pada Oasis dan Gallagher bersaudara. Mereka dengan sikap dan ambisi selangit, semangat, dan kejujuran mereka mampu memotivasi banyak orang (meskipun mereka tidak pernah bilang mereka bermaksud memotivasi siapapun, hanya ingin bermusik, tidak lebih). Semua lagu yang terlahir dari otak Noel, semua lirik utopia nan jujur yang akhirnya dinyanyikan dengan penuh kebanggan oleh vokal Liam itu akan jadi bagian dari suatu masa dalam hidup ane. Dimana masa yang masih labil dan penuh keraguan itu, menjadi tercerahkan oleh "Live Forever", "Listen Up", "I Hope I Think I Know", "The Masterplan", "Revolution Song", "Gas Panic" mereka. Semua itu bukanlah sebuah motivasi, lebih tepat dikatakan "berbagi pengalaman", karena mereka berbicara atas keinginan dan pengalaman hidup yang keras dari masing-masing. Noel dan Liam Gallagher. Andaikan ada mereka disini, bukannya ingin meminta tanda tangan mereka di secarik kertas atau kaus, karena bagaimanapun tanda tangan, ya tanda tangan, tak lebih dari sekadar coretan tangan. Yang mungkin ane lakukan adalah menjabat tangan mereka dan bilang : "Thank you for the good times, thank you for sharing those tunes that maybe didn'tchange anything, but leave some hopes to me. A hope that a better day always come to us!".

Inspirasi? Bukan. Cuma pengingat bahwa manusia itu sejak awal adalah makhluk yang kuat.

Have a nice day, kids!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar