Ane ngepost lagi untuk ketiga kalinya hari ini. Hehe, mumpung liburan kan? Tapi kali ini mungkin agak panjangan dan sedikit mirip kuliah sejarah. Soalnya yang ane bahas rada historik dan sejujurnya, seram. Semuanya pasti inget zaman ketika negara kita sendiri dikuasai oleh teror dari Partai Komunis Indonesia? Pasti sudah sering mendengar kisah-kisah kekejaman mereka seperti tragedi G-30-S/PKI. Meskipun korban yang berjatuhan tidak hanya dari orang-orang angkatan bersenjata dan kepolisian tapi juga dari warga sipil yang tak berdosa. Sekarang ane mau sedikit membahas tentang kisah serupa dalam sejarah negara tetangga kita di Utara, tepatnya Kamboja, yang kebetulan ane sudah pernah kesana tahun 2007 dulu. Tiga tahun berlalu sejak kunjungan tersebut ane masih bisa merasakan merinding bercampur sedih tiap kali mendengar bagian dari sejarah kelam negara tersebut.
Setelah terbebas dari penjajahan Perancis tahun 1953, Kamboja tahun 1975-1979 pernah dikuasai oleh satu rezim dari partai komunis bernama Khmer Merah dibawah pimpinan Pol Pot. Saat itu Pol Pot memproklamirkan Kamboja sebagai negara baru. Ia menyebut Tahun 1975 sebagai "Year Zero" sebab ia berpikir untuk memulai sejarah baru Kamboja dengan ideologi miliknya. Setelah berhasil menumbangkan kekuasaan raja Norodom Shihanouk, ia beserta partainya Khmer Merah mendominasi Kamboja.
Teror
Hanya dalam beberapa hari kekuasaan saja, mereka melakukan banyak sekali tindak kekejaman. Semua pemberontak ditangkap dan dibunuh. Tidak terkecuali anak-anak dan wanita. Jumlah korban sampai sekarang diperkirakan tidak kurang dari 2 juta orang. Bayangkan. Padahal sesama warga Kamboja. Lebih jauh, sesama manusia! Barangkali 2 situs yaitu The Killing Field (Ladang Pembantaian) dan penjara genosida Tuol Sleng adalah yang paling terkenal diantaranya. Ane sendiri sempat mengunjungi keduanya, tapi sayang tidak ada fotonya--bisa dicek di salah satu link ane. Keduanya adalah saksi bisu kekejaman rezim Khmer Merah.
THE KILLING FIELD
The Killing Field alias "Ladang Pembantaian" adalah areal kosong tempat pembantaian warga sipil dilakukan. Suatu sumber menyebutkan ada total 343 ladang pembantaian di seluruh Kamboja. Kebetulan sewaktu kesana, ane mendatangi the biggest Killing Field di Kamboja di Choeung Ek. Dimana disana pernah sekitar satu juta nyawa dibantai dengan kejam, Sampai sekarangpun horor yang menyelimuti tempat tersebut begitu terasa. Kau pasti pernah merasakannya, seperti saat datang ke situs Lubang Buaya di Jakarta, tapi yang ini lebih bikin mual lagi. Memang sedikit menyebalkan juga mengingat foto-foto kunjungan ane hilang gara-gara laptop rusak. Di area tersebut, aku tidak bercanda ya, kalau kau menggali sedikit saja permukaan tanahnya, kau bisa menemukan semacam gigi atau serpihan tulang manusia. Area itu sendiri memang belum sepenuhnya dibongkar. Lusinan tulang maupun tengkorak bertebaran diatasnya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Univesitas Yale mnegungkapkan bahwa jumlah korban dibantai disana mencapai 1.386.473 nyawa. Termasuk yang dibantai diantaranya adalah etnis Cina, Thailand, dan muslim Kamboja. Jumlah sebanyak itu, bisa kau bayangkan bagaimana tanah disana tenggelam oleh bergalon-galon darah?
![]() | ||
Lubang-lubang berikut adalah tempat mayat-mayat korban ditumpuk lalu dibakar |
Yang seram lagi, tentu saja pembantaian anak-anak dan wanita. Mereka dibawa dengan truk kesana lalu dipenggal dengan menggunakan semacam dahan pohon yang sangat tajam (guide tournya waktu itu sempat memeragakan ketajaman tumbuhan itu dengan memotong sebuah botol plastik air mineral dengan sekali sabet). Bayi-bayi lebih parah. Mereka dibunuh dengan cara dipegan ujung kedua kakinya, mirip dengan seseorang yang menggenggam bat pemukul bola kasti, lalu memukulkan kepala bayi tersebut kesebuah pohon besar. Jujur saja, waktu penjelasan itu, ane sempat menangis sedikit. Bagaimana tidak menangis? Belum lagi orangtua si guide tour itu sendiri merupakan korban pembantaian. Ia sendiri--syukurlah--mampu melarikan diri ke Thailand.
![]() | |||
Tengkorak yang dipajang dalam kuil memorial di Cheoung Ek |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar