Senin, 16 Agustus 2010
Wibbling Rivalry Part. 2 (Indonesian Translated)
L : Aku memang sedang membicarakan band kita.
N : Tidak. Kau sedang bicara tentang DIRIMU. Band kita adalah tentang LAGU. Dia (si wartawan) baru saja bilang, 70% apa yang orang-orang tulis tentang kita adalah tentang MUSIK, ya. Aku akan mengambil 70% itu. Sisa 30%---kau bisa makan itu.
L : Hey, duduk, kawan, duduk. Kau sudah kelewatan. Kau kebanyakan minum G&T. Duduklah, sialan.
N : Tidak, masalahnya adalah : Kau bukan jubir untuk band ini.
L : Kau sendiri?
N : Kalau aku ya.
L : Boleh saja kau ngomong, tapi sejauh yang kuperhatikan, apa yang kau katakan itulah omong kosong keparat, man.
N : Baik, tapi kau tetap bukan jubir band ini.
L : Kau tidak bicara untuk band ini.
N : Aku bicara untuk band ini.
L : Akulah yang bicara untuk band, dan sekarang aku sedang bicara tentang band ini. Karena aku memang begitu. Dan orang ini (menunjuk ke Noel), bukan peminum, dia cuma pendeta sialan. Dia memang dilahirkan untuk jadi pendeta.
N : Tidak, bedanya adalah : aku tidak ditangkap polisi.
L : Terus apa yang mau kau katakan? Yang ingin kau katakan itu ya, bahwa aku keluar ke pub, ya. Aku minum sedikit bir, ya. Lalu tiba-tiba situasi berubah. Dan akhirnya aku harus berbuat itu.. (bergerak dengan gaya banci).
N : Pub apaan? Dimana?
L : Seperti yang di kapal feri itu! Sama saja!
N : Tidak! Ini berbeda! Karena kau disana sedang bersama Oasis! Bersama band kita!
L : Nah, nah.. kan tidak ada aturannya! Tunjukkan padaku buku peraturannya kalau begitu. Karena kalau kau punya benda itu, berarti yang dari tadi kau bicarakan adalah... (meraih tape recorder dan menyumpal kemulutnya sendiri).... bloaaarrskybluh!
N : Kau yang pergi ke serambi-serambi hotel, dimana ada orang-orang disana. Lalu kau yang ber-"pssssttt" lalu mengetuk pintu kamar hotel orang. Itu yang kau perbuat!
L : Aku lagi kacau. Lagian gak ada orang yang terluka karena itu. Itu aku. John Lennon juga dulu suka berbuat yang aneh-aneh....
N : Kau kenal John Lennon?
L : Kau kenal dia?
N : Aku nggak, tapi kau?
L : Yeah.
N : Well, kalau begitu kau pasti sudah tua betul. Berapa umurmu? 21?
L : Nggak, sekitar seribu lima puluh satu..
N : Kamu 22.
L : Tidak. Aku 21.
N : Benar, dan ingat, aku melihat sendiri kau lahir, aku bahkan tidak kenal John Lennon. Jadi berhentilah bicara seakan kau kenal.. John Lennon
L : Ya, terus kamu mau bilang apa sebenarnya? Mau kita jadi teetotal (orang yang tidak minum alkohol) terus keluar dan bertingkah sepertimu?!
N : Musik! Musik! Musik! Musik! Musik! Kita sedang bicara musik!!
L : Kau mau jadi Keith Richards! Akuilah!! Akuilah!! (mereka bicara bersamaan sambil berteriak-teriak)
N : Mari kita bicara tentang musik! Mari kita bicara tentang musik! Mari kita tidak usah bicarakan tentang dirimu yang bajingan tengik! Mari kita bicarakan musik!!
L : Kaulah yang tiba-tiba membahas kejadian di kapal feri!!
Q : Hei, hei... ayo kita bicara, sampai mana kita tadi? Ada orang-orang yang bilang : "Aku datang ke bus Oasis, mereka semua sedang memakai obat dan mereka terus terjaga sepanjang malam..", apa kau begitu?
N : Orang-orang, mereka semua sedang duduk di seluruh apartemen di penjuru Inggris sekarang, entah di Glasgow, Manchester, Birmingham, Leeds, Liverpool, Sheffield, di ruangan seperti ini dan mereka memakai obat. Itu kenyataan hidup.
L : Jadi diamlah kawan! Sekarang kau malah makan omonganmu sendiri, kau mabuk berat sekarang! Aku gak mau kau anggap sebagai bajingan tengik! Aku disini untuk bermusik! Tapi hal-hal itu pasti akan mengikuti prosesnya. Selalu begitu!!
Q : The Who (band) juga saling benci satu sama lain.
L : Yeah, aku juga benci bajingan ini.
Q : Itukah yang membentuk band ini?
L : Yeah, sebab itulah apa adanya. Itulah mengapa kita adalah band terbaik di dunia! Karena aku benci si goblok sialan ini (Noel), betul-betul benci! Dan kuharap suatu saat ada kejadian aku memukulnya dengan gitar Rickenbacker, tepat dihidungnya. Dan dia akan melakukan hal yang sama, sebab sebentar lagi kita akan memulai itu. Kita benar-benar selangkah akan melakukannya! (Seram bener si Liam.)
Q : The Who juga suka mengungkit-ungkit kebencian sesama mereka.
N : Yeah, kayak kau (tertawa)
Q : Sesering apa kalian bertengkar?
L : Tiap hari. Yeah, tiap hari.
N : Tiap jam... tiap jam (mengoreksi Liam)
Q : Terus gimana kalau kalian naik ke satu panggung?
L : I fuck him off
Q : Apakah kalian langsung adu argumen sebelum.. sebelum...
L : Aku ngurusin mic saja, oke. Karena urusanku memang itu saja. Aku gak memulai perkelahian, karena dia (Noel) berpikir bahwa ideku terlalu memalukan atau apa... terserah. Urusanku cuma sama mic dan vibe. Sedangkan urusannya adalah berdiri di sudut panggung keparatnya, mainkan gitar dan sedikit menari--biarkan saja dia. McGuigan ngurus dirinya sendiri, drummer juga begitu. Kita ini (Oasis) berlima, bukan satu orang.
Q : Kau punya mimpi yang terjadi berulang-ulang?
N : Yeah... ada satu.
L : Aku mimpi mengambil alih band ini.
Begitulah. Wawancara mungkin belum selesai tapi tape recordernya berhenti. Apa yang terjadi seterusnya hanya Tuhan dan mereka yang tahu. Kenyataannya, Oasis bertahan dengan segala konflik Liam vs Noel ini selama 18 tahun. Bayangkan. Ketika ditanya mengapa mereka bisa bertahan begitu lama? Band lain mungkin sudah bubar dalam waktu 5 tahun. Noel dengan bijak menjawab, "Kami disini (Oasis) karena kami mencintai musik. Bukan untuk hal lain. Itulah yang membuat kami bertahan..."
Apapun itu, mereka benar-benar melengkapi satu sama lain.
Have a nice day, kids.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar